Dede Farhan Aulawi : Peran Startegis Blockchain Inteligence Sebagai Counter Crypto Terrorism

Fokus Opini – Seiring dengan terus terjadinya perubahan peradaban di era super digital, dimana salah satunya berkembang penggunaan mata uang digital (cryptocurrency) maka terjadi pergeseran modus dan model kejahatan dari conventional crime ke digital crime. Tentu tidak berarti conventional crime hilang. Conventional crime kemungkinan besar masih akan tetap ada, akan tetapi jika dilihat dari jumlah kerugian dan resiko, digital crime jauh lebih besar dan sulit untuk dilacak. Tantangan para penyidik atau reserse kepolisian menjadi semakin rumit untuk membuktikan sebuah tindak pidana dengan pendekatan scientific investigation di bidang cryptocurrency ini. Baik menyangkut kesiapan SDM maupun peralatan dan teknologi yang dimiliki.

Data kejahatan di AS akhir – akhir ini menggambarkan pencurian, penipuan, pencucian uang, dan bahkan pendanaan sel-sel teroris ISIS telah menggunakan instrumen cryptocurrency sebagai sarana pembiayaan operasinya. Para pelaku kejahatan yang terlibat dalam aktivitas terlarang seperti pencucian uang dan pendanaan teroris telah memilih menggunakan cryptocurrency untuk menghindari deteksi aparat penegak hukum atau dinas intelijen. Cointelegraph, sebuah situs web yang dibuat untuk menyajikan data dan informasi cryptocurrency, telah menghitung bahwa kerugian yang terkait dengan kejahatan cryptocurrency dari tahun ke tahun menunjukan trend peningkatan yang sangat signifikan.

Pemerintah Amerika Serikat menggandeng Blockchain Intelligence Group (BIG) untuk memerangi perusahaan-perusahaan kriminal dan kripto-teroris. BIG inc secara terbuka beroperasi di Kanada CSE : BIGG, dan di Amerika Serikat OTCQB : BBKCF. BIG telah membentuk satu Divisi khusus yang bernama “QLUE” TM sebuah platform teknologi yang dioperasikan untuk menginvestigasi, melacak, dan memantau aktivitas terlarang yang melibatkan cryptocurrency.

Terlebih setelah ditunjuknya Robert Whitaker sebagai Direktur Forensik dan Investigasi BIG Blockchain yang sudah berpengalaman dan merupakan mantan Agen Khusus di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Penyelidikan Keamanan Dalam Negeri (HSI) – Keuangan Ilegal & Hasil Unit Kejahatan, yang mencakup pengawasan untuk Program Ekonomi Digital Gelap. Dia memiliki peran dan tanggung jawab pengembangan kebijakan dan strategi di seluruh dunia, termasuk rekrutmen mitra yang sangat profesional. BIG Blockchain Intelligence Group Inc. (“BIG”) telah mengembangkan sebuah mesin pencarian dan analisis agnostik Blockchain yang memungkinkan RegTech, Penegakan Hukum & Instansi Pemerintah untuk melacak dan memantau transaksi mata uang kripto pada tingkat forensik. Produk komersialnya diberi nama BitRank Verified.

Terkait dengan jaringan teroris lokal yang ada di Indonesia saat ini pun tidak menutup kemungkinan adanya model – model pendanaan kegiatan teroris menggunakan instrumen cryptocurrency, mengingat jaringan lokal sudah terhubung dengan jaringan internasional sejak lama. Model transfer pembiayaan menggunakan transaksi antar bank dianggap bukan pilihan yang aman karena mudah dilacak dan dideteksi. Jadi untuk mengantisipasi hal ini, Indonesia tidak boleh ketinggalan untuk membentuk satuan khusus yang fokus pada keterampilan Blockchain Inteligence. Model – model Risk based Thingking atau pemikiran berbasis resiko menjadi salah satu bentuk model pilihan yang relevan dengan keadaan. Artinya setelah mengetahui dalam memprediksi resiko – resiko yang bisa terjadi di masa yang akan datang, maka harus ada langkah – langkah yang dilakukan saat ini agar resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang itu menjadi tidak terjadi. Atau paling tidak bisa diminimalisir sekecil mungkin dengan mengunci ruang gerak dari segala kemungkinan adanya kejahatan berbasis cryptocurrency ini. Termasuk kemungkinan modus – modus tindak pidana pencucian uang lainnya, baik hasil dari penjualan narkoba, korupsi, penjualan senjata ilegal, human trafiicking, illegal fishing dan lain – lain.

Masalah fundamental ini jangan terhenti di kalimat “nice to know” saja, tetapi perlu segera ditindaklanjuti bersama dengan langkah – langkah konkrit untuk mengantisipasinya. Pembentukan tim satuan khusus bisa merupakan gabungan para ahli yang memahami seputar seluk beluk dunia cryptocurrency sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah AS. Bukan soal menjiplak strategi tetapi faktanya memang tidak ada manusia yang sempurna dan serba bisa. Satu sama lain pasti ada plus minusnya, maka dibentuk tim agar satu sama lain bisa saling melengkapi. Mari berfikir bersama untuk memberikan pengabdian yang terindah bagi bangsa dan negara tercinta ini. Jika bukan kita, lalu mau mengandalkan siapa ? Jika bukan sekarang, lalu mau kapan ?.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *