Usai Aksi Demo AWB, Pemred NADAVIRAL Kunjungi Keluarga NSG

Kampar, RIAU, (NVC) — Setelah NSG ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemerasan terhadap oknum TNI inisial (SPY) terkait kasus Gudang BBM di Jalan Nurul Amal, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

Pemimpin Redaksi Media NADAVIRAL.com, Bowoziduhu Bawamenewi dengan sapaan akrab Bomen mengunjungi kediaman Keluarga NSG di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sehari setelah Aksi Demo dari Aliansi Wartawan Bersatu (AWB). Kamis, (08/08/2024), Pukul 13.30.WIB.

Tujuan Pemred nadaviral.com berkunjung ke kediaman Keluarga NSG, perihal sesama rekan seprofesi sebagai Wartawan atau Jurnalis, apa lagi NSG sebagai Pemred BasmiNews.net.

“Rabu lalu, tanggal 7 Agustus 2024 sekitar ratusan jumlah rekan-rekan Wartawan menggelar Aksi Damai di Mapolresta Pekanbaru. Tujuan Aksi meminta Kasat Reskrim Polresta, Kompol. Bery Juana Putra mencabut pernyataan nya di beberapa Media yang menyebutkan Media BasmiNews tidak terverifikasi di Dewan PERS dan NSG Wartawan gadungan,” kata Bomen.

Menurut Bomen, awal persoalan seperti yang viral di salah satu Media pada Jum’at tanggal 2 Agustus 2024 dan kemudian viral di Media lain, termasuk di salah satu Televisi Lokal adalah Gudang BBM di Jalan Nurul Amal diduga milik SPY yang viral di TikTok.

“Akibat dari pemberitaan itu, ratusan Jurnalis dan Pengusaha Media merasa dirugikan atas pernyataan itu. Kawan-kawan Jurnalis dan pemilik dan atau Pengusaha Media merasa tidak terima sehingga meminta pertanggung jawaban dari Kasat Reskrim,” terang Bomen Alumni PJC Pekanbaru itu.

Seharusnya, sambung Bomen, jika kasus ini berlatarbelakang dengan TikTok di Sosmed, Polisi bisa menjerat pelaku dengan Pasal dalam UU ITE, tidak seharusnya Polisi mencampuri urusan terdaftar atau tidaknya Media yang bersangkutan di Dewan PERS serta menyebut NSG Wartawan gadungan.

“Saya kira, kalau kasus TikTok kan bisa menjerat pelaku dengan UU ITE jika itu merugikan orang lain atau melanggar UU ITE. Soal Media tidak terdaftar di Dewan PERS, tidak perlu dipersoalkan. Apa lagi Ketua Dewan Pers sudah menyatakan kalau Perusahaan Media tidak wajib terverifikasi di Dewan PERS.

Menyebut NSG Wartawan gadungan, saya kira NSG bukan sekedar Wartawan, melainkan Pemred. Artinya Polisi harus profesional dalam menangani kasus ini,” sambungnya.

Sedangkan dalam pemberitaan itu di Media lain, ada disebutkan 2 (dua) orang pelaku, sementara penangkapan hingga penetapan status tersangka hingga kini, hanya 1 (satu) orang. Oknum TNI yang mengaku di peras hingga Polisi menangkap NSG adalah atas Laporan oknum TNI SPY.

“Kenapa Polisi tidak mengungkap siapa nama rekan NSG, dan apakah Polisi sudah memeriksa oknum TNI sebagai pelapor dan apa kaitan oknum TNI dalam usaha Gudang BBM tersebut, ini semua harus diungkap agar Masyarakat tidak penasaran, terlebih-lebih para Jurnalis,” ujar Pria yang pernah mendapat Piagam Penghargaan dan Sertifikat sebagai Juara 1 penulis terbaik ini.

Sebelumnya, Bomen mengatakan, sudah berupaya meminta tanggapan Kapolresta Pekanbaru, Kombes Jeki dan Kasat Reskrim, Kompol Bery melalui telepon dan pesan WhatsApp. Namun keduanya tidak merespon.

Kemudian, Bomen sudah meminta tanggapan Danrem 031 WB Riau, Brigjen Dany. Danrem mengatakan kalau oknum TNI dimaksud bukan dari Satuan TNI-AD. “Saya sudah cek, itu bukan dari Satuan TNI-AD,” jawab Brigjen Dany.

Selanjutnya, Bomen meminta tanggapan Danlanud Pekanbaru, Brigjen Feri Yunaldi. Namun hingga saat ini, pesan konfirmasi dibaca tapi tidak mau merespon.

“Sebagai Jurnalis profesional, tentu sudah berupaya melakukan yang terbaik dengan meminta tanggapan banyak pihak atas persoalan yang terjadi, tapi tidak semua merespon, kita semakin dibuat menjadi penasaran,” heran Bomen.

Jurnalis tergolong senior yang sudah aktif menulis sejak Tahun 1999 hingga saat ini di sejumlah Koran dan Media Online, berusaha keras menjaga Marwah Pers sebagai profesi Mulia. Suka berbagi pengalaman kepada pemula dan bekerja jujur dan ikhlas tanpa berharap balas budi.

Pihaknya berharap profesi mulia itu tidak ditunggangi pihak-pihak yang memanfaatkan situasi sesaat karena kepentingan diri dan kelompok yang cenderung membunuh karakter profesi Jurnalis.

Apa lagi, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru mengungkapkan di hadapan perwakilan Aksi Demo AWB bahwa, tidak pernah mengatakan NSG Wartawan gadungan dan Media NSG BasmiNews tidak terdaftar di Dewan PERS.

“Saya tidak adak menyebut Media BasmiNews tidak terdaftar di Dewan PERS dan juga tidak menyebut NSG sebagai Wartawan gadungan,” kata Kompol Bery mantan Kasat Reskrim Polres Kampar dihadapan perwakilan Aksi di Polresta Pekanbaru Selasa lalu.

Wawancara khusus Pemred nadaviral.com Bomen kepada isteri NSG, Lusy yang juga didampingi bersama 3 (tiga) orang Anaknya, PG, MG dan RFG. Ungkapan Lusi yang sangat sedih itu benar-benar membuat kalangan Jurnalis sedih tentunya.

Lusy berharap kasus ini bisa dihentikan dengan upaya perdamaian secara kekeluargaan dan memohon kepada Polisi membebaskan suaminya NSG melalui Surat Penangguhan Penahanan yang diinisiasi rekan-rekan Media sahabat profesi NSG.

Lusy yang merupakan kelahiran asal Palembang ini mengatakan, selama suaminya di tahan Polisi, sudah dua kali mendatangi Mapolresta, pertama tidak diperkenankan bertemu dengan suaminya, kedua baru ada kesempatan bertemu bersama Pengacara suaminya.

“Selama Abang di Penjara, saya dan keluarga belum pernah berkomunikasi secara langsung melalui Telepon. Kami hanya bisa bicara pada kedatangan kami yang kedua kalinya dengan Pengacara Abang, namanya Eka. Sudah banyak juga kawan-kawan Media Abang datang ke rumah kami,” jelas Lusy.

“Saat ini juga, baru saja buk Eka bicara dengan saya melalui telepon soal perdamaian, ternyata pihak SPY mengatakan soal perdamaian itu diserahkannya kepada Pengacara nya, agar melalui Pengacara saja yang bicarakan perdamaian nya,” tambah Lusy.

Keluarga NSG sangat berharap kasus ini segera diselesaikan secara kekeluargaan dengan mengutamakan Keadilan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Apa lagi tidak ada sumber pendapatan untuk kebutuhan keluarga karena tidak ada pekerjaan.

“Harapan saya dan anak-anak agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan tanpa merugikan kedua belah pihak. Anak-anak ingin Ayah mereka pulang, mereka rindu dan butuh Ayah bersama-sama dengan mereka di rumah.

Karena Ayah dari anak-anak adalah tulang punggung dalam keluarga ini. Apa bila harapan kami ini direspon oleh Kapolda Riau melalui Polresta, kapan saya dipanggil untuk perdamaian ini, saya siap datang,” ucap Lusy dengan sedih dan sedikit tidak konsentrasi atas musibah ini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *