Jakarta, Fokuskriminal.com–Kasus tertangkapnya Vanessa Angel yang diduga terlibat prostitusi menuai perhatian dari pengaca Hotman Paris dan budayawan Sudjiwo Tedjo.
Artis FTV Vanessa Angel yang ditangkap pada Sabtu (5/1/2019) di sebuah kamar hotel di Surabaya ini ditetapkan sebagai saksi dan juga korban.
Akan tetapi, setelah bukti diungkap sang muncikari dan beberapa bukti lainnya, Vanessa Angel kemungkinan akan ditingkatkan statusnya dari saksi menjadi tersangka.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkap bukti yang akan memberatkan Vanessa Angel.
Bukti tersebut berupa Vanessa Angel yang terbukti terlibat aktif dalam kegiatan itu.
“Jadi yang bersangkutan tidak melakukannya satu dua kali, tapi banyak sekali,” jelas Frans Barung Mangera, Senin (14/1/2018).
Tak hanya itu, Direktur Reskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Ahmad Yusep Gunawan mengungkapkan hasil digital forensik menemukan fakta Vanessa Angel menerima transaksi ( booking) sebanyak dua kali di Singapura, enam kali di Jakarta, dan satu kali di Surabaya.
Menurut Ahmad Yusep, dari data digital forensik didapat keterangan Vannesa mendapat transaksi di Singapura pada Februari 2018.
Kemudian, Vanessa Angel juga berposisi turut serta sebagai penyedia layanan prostitusi.
“Dalam hal ini artis VA difasilitasi 6 muncikari,” katanya.
Beberapa bukti dan temuan ini pun bisa berpotensi mengubah status hukum Vanessa Angel dari korban dan saksi sebagai tersangka.
Menanggapi hal tersebut, pengacara Hotman Paris ini kembali mempertanyakan status sang Artis kepada Wakil Ketua Komnas Perempuan, Budi Wahyuni di acara ‘Q & A, 80 Juta, Bungkus’ yang tayang di Metro TV.
Budi Wahyuni ini tetap kukuh menyebut Vanessa Angel dan artis perempuan lain yang terlibat prostitusi ini sebagai korban.
Namun Hotman Paris luapkan emosi karena tak menyetujuinya.
Hotman Paris memberikan contoh terkait sang Artis yang justru hidup mewah usai menerima uang hasil prostitusi yang tentu tak sedikit.
“Kalau wanita tersebut melacurkan diri agar dapat beli tas Hermes atau bayar apartemen mewah, apakah menurut ibu korban atau pelaku?” tanya Hotman Paris pada Budi Wahyuni.
“Kita harus melihat konteks bagaimana dalam perjalanan” ujar wakil Komnas Perempuan.
Tak menjawab langsung pertanyaannya, Hotman Paris kembali bertanya pertanyaan yang sama.
“Kalau dia membeli tas Hermes atau agar bisa liburan ke Bali, tadi kan ibu mengatakan wanita itu seolah-olah korban,
Kalau dia melakukan itu demi hidup foya-foya, beli parfum Dior, apakah dia korban atau pelaku?” tanya Hotman Paris.
“Jawab pertanyaan saya, korban atau pelaku?” tanya Hotman Paris tegas.
“Korban, tetap korban,” jawab Budi Wahyuni, Wakil Ketua Komnas Perempuan.
Mendengar jawaban Wakil Ketua Komnas Perempuan, Hotman Paris meradang.
“Bagaimana jadi korban? Beli tas Hermes,” ujar Hotman Paris emosi.
“Kan kita tidak bisa melihat sesederahana itu, dunia prostitusi bukan kehendak bebas seorang perempuan masuk kesana ,” ujar wakil Komnas Perempuan itu lagi.
“Tidak mungkin ada kehendak bebas untuk memilih mendagangkan diri,” ujar narasumber lainnya.
“Bagaimana bukan kehendak bebas, bisa beli tas Hermi naik pesawat, masuk ke kamar menggoyang, bagaimana sih ibu ini,” tandas Hotman Paris masih tersulut emosi.
Melihat perdebatan panas antara Hotman Paris dan Wakil Ketua Komnas Perempuan, budayawan Sudjiwo Tedjo bertindak sebagai penengah.
Sudjiwo Tedjo memberikan alternatif bagi si Artis yang ingin mendapat uang banyak dalam waktu yang singkat.
Bukan dengan melacurkan diri atau ikut prostitusi, tapi ada satu acara yang menurut Sudjiwo Tedjo ini lebih aman.
“Pelacuran ini melakukan kompromi untuk keadaan karena digenjet oleh sistem bahwa tas harus Hermes, itu korban dari sistem,” ujar Sudjiwo Tedjo.
“Namanya senang-senang itu menurut sistem ini harus ke Bali, maka dia korban dari itu,” tambah Syudjiwo Tedjo.
“Korban nafsu?” tanya Hotman Paris.
“Bukan tapi korban dari sistem bahwa sukses harus seperti itu,” jawab Sudjiwo Tedjo tenang.
Lebih lanjut, Sudjiwo Tedjo memberikan alternatif bagi para wanita atau Artis yang ingin hidup mewah tanpa harus prostitusi.
“Saran saya, kalau perempuan itu kepepet, jangan masuk online, tapi mending jadi simpenan,” ujar Sudjiwo Tedjo.
“Apa, apa?” tanya Hotman Paris seolah tak mendengar pernyataan Sudjiwo Tedjo.
“Jadi simpenan dan porotin tu harta laki sampai miskin betul,” pungkas Sudjiwo Tedjo.
Sumber : tribunnews
Editor : red