Gepeng Di Kabupaten Sumenep Membludak Pemerintah Daerah Sumenep Belum Ada Solusi
Sumenep, fokuskriminal.com – Budaya yang Sulit dihilangkan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur adalah Budaya Pengemis yang mulai tumbuh berkembang, Kamis (12/12/19).
Kabit Satpol PP Sumenep Fajar Santoso memaparkan soal Gepeng sebelumnya sudah dilakukan tindakan penertiban, bekerja sama dengan Dinas Sosial
Sedangkan tahun 2019 pengemis sudah overlord, jadi Dinas Sosial sudah terlalu banyak makan anggaran, sehingga tidak mencukupi, akan tetapi dari pihak kami tetap melakukan penertiban para gepeng tersebut, tegas Fajar
Fajar Santoso mengatakan tempat penampungan para gepeng sudah Full artinya apa, akibat operasi sebelumnya sudah ditampung Dinas Sosial
Dan langkah alternatifnya adalah langsung ditangani oleh Satpol PP, artinya tidak bermalam dikantor tersebut, kata Fajar
Kemudian hasil penertiban para gepeng, harus diutamakan penjemputan oleh Kepala Desa sesuai alamatnya, pungkasnya
Tindakan riil dari pihak Satpol PP hanya sebatas mengamankan saja, lalu dibawa yang berwenang yaitu Dinas Sosial, ucap Fajar
Lebih lanjut Fajar Santoso menyampaikan para gepeng tersebut seharusnya diperdayakan manusianya agar tidak terulah lagi, salah satunya memberikan kreatifitas dan usaha modal atau diberikan motivasi untuk memiliki etos kerja bagi para gepeng oleh Dinas sosial
Desa yang paling banyak pengemis di kabupaten Sumenep masuk wilayah mana?
Kemudian Kabit Satpol PP Fajar Santoso secara gamblang menuturkan, ada salah satu desa yang mempunyai budaya pengemis yaitu desa Pragaan Kecamatan Pragaan
Nah, ini sulit dihilangkan begitu saja, karena ini budaya turun menurun dari nenek moyang desa tersebut, pungkasnya
Apakah ini fakta kalau desa Pragaan budaya pengemis?
Fajar Santoso menjawab ini benar -benar fakta kalau desa tersebut budaya pengemis,
Lalu dari mana bapak Fajar Santoso kalau budaya pengemis desa Pragaan menjadi fakta?
Loh, banyak kok yang memberitakan kalau desa tersebut budaya pengemis, dengan suara lantang Fajar
Bahkan Fajar Santoso menambahkan kalau budaya pengemis desa tersebut menyebar ke seluruh Indonesia, imbunya. ( Amin/ Riel).