CEO Nvidia Pilih Pelajari Fisika Daripada Coding, Siap Hadapi AI Canggih

CEO NvidiaJensen Huang mengungkapkan mata kuliah yang akan ia ambil jika menjadi mahasiswa saat ini, yaitu ilmu fisika. Hal ini berkaitan dengan era AI berikutnya, yang lebih canggih dariChatGPT.

Ilmu fisika umumnya terdapat dalam program studi Fisika, Geofisika, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Nuklir, atau Astronomi.

Ia memilih mata kuliah tersebut dibandingkan pemrograman maupun coding yang biasanya dipelajari oleh mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Rekayasa Perangkat Lunak, atau Teknik Komputer.

“Bagi Jensen Huang yang masih muda, berusia 20 tahun, yang saat ini sedang belajar, dia kemungkinan akan memilih ilmu fisika daripada perangkat lunak atau”software,” kata CEO Nvidia ketika ditanya oleh wartawan selama perjalanan ke Beijing, Tiongkok, dilaporkan oleh The Economic Times, Selasa (22/7).

  • Kepala Nvidia Menyanggah Penelitian Mengenai AI yang Membuat Otak Menjadi Tumpul

Jensen Huang lulus perguruan tinggi di usia 20 tahun. Pemilik perusahaan termahal di dunia ini meraih gelar sarjana teknik elektro dari Oregon State University pada tahun 1984 dan gelar magister dari Stanford University pada 1992, seperti tercantum dalam profil LinkedIn.

Ia membangun Nvidia bersama rekan engineer-nya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem pada April 1993, saat sedang makan malam di restoran Denny’s di San Jose, California. Kini Nvidia menjadi perusahaan pertama di dunia yang mencapai nilai pasar sebesar US$ 4 triliun.

Jensen Huang tidak menjelaskan alasan ia memilih ilmu fisika, jika masih menempuh studi saat ini. Berbeda dengan ilmu biologi, ilmu fisika memiliki bidang yang luas, yang berfokus pada penelitian sistem tak hidup, mencakup fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi.

Namun, ia pernah menyampaikan bahwa selama satu setengah dekade terakhir, dunia telah melalui beberapa tahap perkembangan kecerdasan buatan. “AI modern benar-benar muncul sekitar 12 hingga 14 tahun lalu, ketika munculnya AlexNet yang memberikan kemajuan besar dalam penglihatan komputer,” kata CEO Nvidia dalam forum The Hill & Valley di Washington DC, Amerika Serikat, pada April, seperti dikutip dari CNBC Internasional.

  • Perusahaan Teknologi Global Mulai Mengeluarkan Agen AI, Komdigi Siapkan Dua Aturan Baru

Kepala Nvidia Mengatakan Era Robot Berbasis Kecerdasan Buatan Akan Segera Tiba

AlexNet merupakan model komputer yang diperkenalkan dalam kompetisi pada tahun 2012, yang membuktikan kemampuan mesin dalam mengidentifikasi gambar melalui teknik pembelajaran mesin atau machine learning. Perkembangan ini memicu munculnya tren AI masa kini.

“Generasi pertama dikenal sebagai ‘AI Persepsi’,” ujar Jensen Huang. Masa kedua adalah AI generatif seperti ChatGPT, yang belajar memahami makna informasi dan menerjemahkannya ke dalam berbagai bentuk seperti bahasa, gambar, kode, dan lainnya.

“Kita kini berada di masa yang dikenal sebagai ‘AI Penalaran’ di mana terdapat AI yang mampu memahami, menghasilkan, dan menyelesaikan masalah, serta mengidentifikasi situasi yang belum pernah kita temui sebelumnya,” katanya. AI pada bentuk saat ini mampu menyelesaikan permasalahan melalui proses penalaran.

“AI penalaran memungkinkan kita menciptakan bentuk robot digital. Kami menyebutnya Agen AI,” tambah Huang. Agen AI ini pada dasarnya merupakan robot tenaga kerja digital yang mampu berpikir secara logis.

Saat ini, agen AI menjadi perhatian utama berbagai perusahaan teknologi, seperti Microsoft dan Salesforce.

  • Luncurkan Agen AI Canggih ChatGPT, OpenAI Khawatir Digunakan untuk Tindak Kriminal

Jensen Huang memprediksi gelombang berikutnya yaitu AI fisik. “Gelombang berikutnya membutuhkan kita untuk memahami hal-hal seperti hukum fisika, gesekan, inersia, serta sebab dan akibat,” ujar Jensen Huang.

Kemampuan berpikir logis, seperti konsep kekekalan benda, atau fakta bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat, akan menjadi hal yang penting dalam tahap kecerdasan buatan berikutnya, katanya.

Penerapan pemikiran fisika mencakup memperkirakan hasil, seperti di mana bola akan meluncur, memahami seberapa besar gaya yang diperlukan untuk menggenggam suatu benda tanpa merusaknya, serta menyimpulkan keberadaan pejalan kaki di belakang kendaraan.

Dan ketika Anda mengambil AI fisik tersebut lalu memasukkannya ke dalam objek nyata yang disebut robot, Anda mendapatkan robotika,” tambah Huang. “Ini sangat penting bagi kami saat ini, karena kami sedang membangun pabrik di seluruh Amerika Serikat.

“Jadi, harapan kami, dalam 10 tahun mendatang, seiring kita membangun pabrik dan pabrik generasi baru ini, semuanya akan sangat otomatis dan membantu kita mengatasi kekurangan tenaga kerja yang parah di seluruh dunia,” kata Huang.

Related posts