Boeing 777: Kecelakaan yang Menggemparkan pada 2013

Buliran.com –, Jakarta– Presiden Prabowo Subianto mengatakan akan melakukan pembelian pesawat – Kepala Negara Prabowo Subianto mengumumkan rencana pembelian pesawat – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa pihaknya akan membeli pesawat – Pemimpin negara Prabowo Subianto mengungkapkan niat untuk membeli pesawat – Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan melakukan pembelian pesawatBoeing 777dari Amerika Serikat kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pernyataan ini diungkapkan Prabowo setelah mencapai kesepakatan pengurangan tarif impor dari 32 persen menjadi 19 persen oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Prabowo menyatakan tidak ada yang salah dengan pembelian pesawat oleh maskapai penerbangan nasional tersebut. “Saya rasa tidak ada masalah karena kita membutuhkannya, mereka ingin menjual. Pesawat Boeing juga cukup bagus. Jadi akhirnya terjadi kesepahaman antara dua kepentingan,” kata Prabowo di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu, 16 Juli 2025.

Prabowo menyatakan bahwa Garuda Indonesia adalah maskapai yang menjadi kebanggaan bangsa. Menurutnya, Garuda Indonesia lahir pada masa perang kemerdekaan dan menjadi simbol negara. “Saya berkomitmen untuk memperkuat Garuda, dan untuk itu, kita membutuhkan pesawat-pesawat baru,” ujarnya.

Di sisi lain, Trump mengonfirmasi informasi mengenai pengurangan tarif dari 32 persen menjadi 19 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Trump menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk melakukan investasi dalam berbagai produk Amerika.

“Indonesia berkomitmen untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai US$ 15 miliar, produk pertanian sebesar US$ 4,5 miliar, serta 50 pesawat Boeing, di mana sebagian besar adalah tipe 777,” katanya melalui akun @realDonaldTrump, dikutip pada Rabu, 16 Juli 2025.

Sejarah Kecelakaan Pesawat Boeing 777

Sebagai salah satu pesawat yang paling diminati oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia, Pesawat Boeing 777 pernah mengalami kecelakaan, termasuk kecelakaan yang terjadi pada Asiana Airlines pada tahun 2013.

Pada bulan Juli 2013, pesawat Asiana Airlines dengan nomor penerbangan 214 mengalami kecelakaan di Bandara San Francisco ketika ekor pesawat Boeing 777 menabrak dinding laut dekat landasan pacu. Kecelakaan ini menyebabkan pesawat berputar dan mengakibatkan tiga penumpang remaja dari Tiongkok meninggal serta melukai lebih dari 180 penumpang dari sekitar 300 orang yang ada di dalamnya.

Kejadian tersebut menjadi kecelakaan maut pertama bagi maskapai terbesar kedua Korea Selatan sejak peristiwa pada Juni 1993. Pada masa itu, pesawat Boeing 737 Asiana menabrak sebuah bukit di Korea Selatan dan menyebabkan kematian 68 orang.

Kepala Biro Kebijakan Penerbangan Korea Selatan, Choi Jeong-ho, sebelumnya pernah menyampaikan bahwa pihaknya masih belum bisa memastikan apakah kecelakaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dari pilot.

“Dipastikan setelah semua data mengenai kecelakaan dikumpulkan dan dianalisis,” katanya. Choi menyampaikan bahwa Asiana Airlines telah mematuhi seluruh aturan internasional terkait pelatihan pilot.

Menurut CEO Asiana Airlines, Yoon Young-doo, kedua pilot memiliki pengalaman yang cukup. Namun, kemungkinan adanya kesalahan manusia tidak dapat diabaikan sebagai penyebab kecelakaan tersebut. Yoon juga menyangkal kemungkinan kerusakan mesin menjadi penyebab kecelakaan. Pesawat yang dibeli pada tahun 2006 ini telah melakukan perawatan terkait kebocoran oli mesin sebulan sebelum kecelakaan terjadi.

Ketua Komite Keamanan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat, Deborah Hersman, menyatakan bahwa pihaknya tidak terburu-buru dalam menentukan apakah kecelakaan tersebut disebabkan oleh kelalaian pilot atau kesalahan mekanis. Deborah Hersman hanya memastikan bahwa tidak ada bukti masalah dalam penerbangan hingga tujuh detik sebelum pesawat jatuh.

Pesawat tersebut tercatat melakukan penerbangan dengan kecepatan yang rendah ketika mendekati landasan. Berdasarkan data dari rekaman suara di kokpit dan informasi penerbangan, Hersman menjelaskan bahwa ada permintaan untuk meningkatkan kecepatan sekitar dua detik sebelum kecelakaan terjadi. Pilot merespons dengan mengatakan “ingin berkeliling” dan tidak melakukan pendaratan.

Setelah itu, pesawat yang membawa 307 penumpang mendarat darurat dan mengalami kebakaran. PesawatBoeing 777diduga menabrak permukaan laut sehingga ekornya lepas. Penumpang dan kru berusaha menyelamatkan diri menggunakan seluncur darurat saat badan pesawat mulai terbakar.

Alif Ilham Fajriadi, Burhan Sholihin, dan Ida Rosdalinamembantu dalam penulisan artikel ini.

Related posts