laksamana.id -,JAKARTA – Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, serta mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam setahun terakhir.
Beberapa ahli dan pengamat juga telah memperkirakan bahwa kecerdasan buatan akan mulai menggantikan pekerjaan di berbagai bidang dengan mengotomasi tugas-tugas manual yang membosankan.
Kini, CEO OpenAI, Sam Altman, juga memperhatikan hal yang sama dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi AI di berbagai bidang dan perusahaan.
Pada konferensi Capital Framework for Large Banks, Kerangka Kerja Modal untuk Bank Besar yang diadakan oleh Dewan Gubernur Federal Reserve, Altman menekankan bahwa beberapa tugas terkait layanan pelanggan dapat digantikan oleh kemampuan otomatisasi AI.
Ia juga membahas bagaimana kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan dalam sektor kesehatan, yang memungkinkan proses diagnosis lebih cepat dibandingkan dokter manusia.
AI Akan Menggantikan Pekerjaan di Masa Mendatang
Mengutip Futurism, menurut CEO OpenAI, alat AI telah mencapai tingkat kemajuan tertentu yang mampu menjalankan berbagai pekerjaan secara mandiri.
AI tidak hanya mampu mengelola atau mengotomasi pekerjaan, tetapi juga bisa mengurangi kesalahan yang dilakukan manusia, merespons lebih cepat, dan yang paling penting, menjadikan pekerjaan lebih hemat biaya.
Altman menyoroti sektor yang paling terkena dampak dari tren AI, yaitu layanan pelanggan. Menurutnya, pekerjaan-pekerjaan ini diperkirakan akan menjadi yang paling rentan seiring dengan semakin tingginya penggunaan AI, dan juga tidak memerlukan campur tangan manusia yang besar.
“Sekarang Anda menghubungi salah satu perangkat ini dan AI akan menjawabnya. Ia sudah seperti seseorang yang sangat cerdas dan terampil,” kata Altman.
Altman menyatakan bahwa AI mampu melakukan segala hal yang dapat dilakukan oleh agen layanan pelanggan di perusahaan, ia tidak pernah melakukan kesalahan, dan mampu bekerja dengan sangat cepat.
Ia menambahkan, seiring dengan perkembangan pesat AI, alat ini tidak hanya mampu menjawab pertanyaan kecil tetapi juga mengelola tugas-tugas rumit tanpa campur tangan manusia.
Namun, di sisi lain, pernyataan Altman tidak sepenuhnya akurat. Sebuah penelitian tahun lalu menemukan bahwa sebagian besar pelanggan tidak menginginkan perusahaan menggunakan AI dalam layanan pelanggan.
Selain pekerjaan layanan pelanggan yang mungkin terancam, sektor kesehatan adalah bidang lain di mana AI bisa memiliki peran signifikan, menurut CEO OpenAI.
Berkembangnya kemampuan kecerdasan buatan membuat AI mulai mampu melebihi dokter manusia dalam mengenali penyakit dan memberikan diagnosis yang akurat.
“ChatGPT saat ini, hampir selalu mampu memberikan layanan yang lebih unggul, misalnya, ahli diagnosis yang lebih baik dibandingkan sebagian besar dokter di dunia,” ujar Altman.
Altman mungkin membayangkan masa depan yang belum terjadi, dan bisa jadi akan atau tidak terwujud. Namun, masa depan tersebutlah yang ingin ia lihat sebagai pemimpin salah satu perusahaan AI paling sukses di bidang ini.
Meskipun teknologi AI memudahkan berbagai tugas, AI juga dapat menjadi mitra yang sangat baik bagi manusia. Namun, ancaman bahwa AI menggantikan pekerjaan kita bisa menjadi isu yang menarik perhatian dalam beberapa tahun ke depan.





