Cilegon, fokuskriminal.com – Warga dari Kelurahan Rawaarum, Gerem, dan Warnasari di Cilegon menggelar demonstrasi di salah satu pabrik. Mereka menuding proyek pabrik itu menyebabkan banjir dan hujan debu.
Proyek pembangunan pabrik kimia itu direncanakan tuntas pada 2025. Proyek ini sempat tertunda akibat pandemi corona atau COVID-19.
Lokasi proyek masuk dalam Kelurahan Rawaarum. Warga di sana mengatakan banjir kerap terjadi saat hujan sejak pabrik mulai dibangun.
“Bukan masalah banjir doang tapi masalah debu, rumah saya sampai rumah saya pake fiber biar debunya nggak masuk,” kata salah seorang pendemo dalam orasinya, Senin (23/5/2022).
Banjir disebut kerap melanda permukiman warga di Rawarum, khususnya Lingkungan Kruwuk. Warga mengaku belum pernah terkena banjir sebelum proyek pabri dimulai.
“Dari dulu saya tinggal di situ belum pernah kebanjiran, tapi 2 tahun 3 tahun ini kami selalu kebanjiran, perabotan rusak, rugi,” kata dia.
Warga meminta pihak yang mengerjakan proyek itu bertanggung jawab. Pabrik itu disebut berasal dari Korea Selatan.
“Saat ini proyek sedang berlangsung jangankan untuk berpikir lingkungan kami terkena debu, pasir, dan sampai saat ini belum ada tindakan,” kata Ketua RW Rawaarum, Taufik.
Anggota DPRD Cilegon, Faturrohmi, mengatakan kediamannya di Kruwuk setiap tahun juga terkena banjir usai pembangunan pabrik kimia dimulai.
“Demi Allah, demi Rasulullah saya akan perjuangkan aspirasi bapak-ibu. Karena bukan hanya bapak-ibu saja yang kebanjiran. Tapi setiap tahun rumah saya pun kebanjiran,” ujarnya.(red.Ad)