Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan membunuh puluhan aparat Kepolisian nasional yang tengah diperiksa atas dugaan melakukan tindak kriminal.
Saat menerima sedikitnya 102 polisi yang diduga terlibat tindakan pidana di Istana Kepresidenan Malacanang, Duterte menyebut mereka “tidak berguna dan ancaman bagi masyarakat.”
CNN melaporkan banyak aparat polisi Filipina kini diselidiki karena diduga melakukan tindakan kriminal serius seperti pemerkosaan, penculikan, pemerasan, dan keterlibatan dalam perdagangan narkoba.
Sementara itu, sejumlah lainnya diduga terlibat pelanggaran administratif seperti absen tanpa izin dan tidak hadir saat ditugaskan di pengadilan.
Duterte memperingatkan para petugas keamanan negara ini bahwa mereka akan dibunuh jika terus melakukan perbuatan kriminal.
“Seperti yang Anda [para polisi] lakukan, mudah untuk membunuh seseorang. Ikuti saja dia lalu tembak di punggungnya, lalu pergi dengan tenang,” tutur Duterte.
Dalam kesepatan itu, Duterte juga menegaskan tidak akan membiarkan “proses hukum” atau hak asasi manusia menghalanginya menindak polisi kotor yang terlibat kriminal.
“Jika seluruh bajingan itu mati, jangan datang menghampiri kami dan berteriak ‘hak asasi manusia, hak asasi manusia, hormati proses’. Saya telah memperingatkan Anda semua,” ucap Duterte.
Sambil terus mengomel, Duterte mengatakan kehadiran sejumlah pejabat lainnya saat itu yang bisa meredam dia untuk menyerang para polisi tersebut.
“Kamu binatang, kenapa kamu ada di sini? Kamu seperti bajingan yang terlihat seperti anjing. Kau tahu, baik karena ada orang lain di sini, ada pejabat lain yang haidr, jika tidak saya akan memukul kalian,” kata Duterte.
Lebih lanjut, Duterte mengatakan dia telah memerintahkan satuan tugas resmi menyelidiki para personel kepolisian yang terlibat tindakan kriminal, terutama terkait perdagangan obat-obatan terlarang.
Gaya mengancam dan kasar seperti ancaman membunuh polisi yang melakukan tindakan kriminal ini tak asing bagi Duterte.
Lebih dari setahun lalu, Duterte juga pernah menyerukan penyelidikan pembunuhan brutal pebisnis asal Korea Selatan yang diduga dilakukan oleh pejabat polisi yang korup.
“Bersihkan pangkatmu. Tinjau kembali kasus mereka. Berikan saya daftar siapa bajingan-bajingan yang terlibat,” kata Duterte.
Sejak terpilih pada 2016, Duterte selalu menggarisbawahi kebijakan melawan korupsi untuk membenarkan perang brutal pemerintah melawan narkotika, pembersihan wartawan dan pemecatan massal pejabat pemerintah.
Dia menegaskan akan turun jabatan jika gagal menekan korupsi.
Kampanye anti-narkoba Duterte selama ini dikritik banyak pihak dan juga kecaman karena dianggap melanggar hak asasi manusia.
Kritik itu terkait kewenangan yang diberikan kepada petugas kepolisian untuk menembak mati setiap terduga narkoba.
Hingga kini, tercatat 4.200 pengedar narkoba tewas ditangan aparat Filipina tanpa proses pengadilan yang jelas.
Sumber : Internet