PALU, Fokuskriminal.com – Belum meratanya dan kurangnya pasokan bantuan makanan dan bahan logistik lainnya ke wilayah korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, menuai reaksi beragam.
Seperti tulisan permintaan, harapan, dan kritik yang dituangkan dalam kalimat dan ditulis di sisa-sisa puing. Hal tersebut terlihat di sepanjang jalan Trans Sulawesi penghubung antara Manado Toli-toli.
Sebuah tripleks dan tembok berisi peringatan agar masyarakat tidak mengambil sisa-sisa barang yang hancur. Kemudian, mengenai pengungsi gempa yang membutuhkan bantuan.
Ditambah, banyaknya masyarakat yang memfoto dibanding mengulurkan bantuan.
Seperti tulisan yang terlihat di puing kapal yang terbalik. “Tuhan dengar jerit hati kami bukan objek foto, sadarkah”.
Salah satu yang menuliskan kata-kata itu adalah Syaiful. Dia tuangkan seluruh keresahan hatinya ke dalam tulisan agar bisa didengar.
Soalnya, sejak bencanagempa dan tsunami, dia belum pernah menerima bantuan pemerintah. Bantuan justru diberikan oleh pengendara-pengendara yang melintas.
“Tak ada satu pun bantuan pemerintah yang kami nikmati,” ucap dia.
Jika pasokan bantuan sudah menipis, Syaiful mengaku hanya menganjal dengan ubi atau singkong. “Kita sudah makan ubi sembilan hari ini,” kata Syaiful.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut saat ini, empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih terisolasi akibat gempa dan tsunami.
“Saat ini ada empat kecamatan yang masih terisolir di Kabupaten Sigi, yaitu Lindu, Kolwi, Kolawi Selatan, dan Pipiko,” kata Sutopi di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis 4 Oktober 2018.
Sutopo menjelaskan jalur darat menuju empat lokasi bencana tersebut masih terputus dan memiliki jalur yang sulit akibat bencana tersebut. Saat ini, distribusi bantuan logistik dan penerjunan tim ke lokasi dilakukan menggunakan helikopter.
“Untuk mengatasi hal ini, distribusi logistik menggunakan helikopter, baik dari TNI, Basarnas, BNPB dikerahkan untuk distribusi logistik di daerah terisolir, termasuk dropping pasukan tim Basarnas untuk melakukan pencarian korban di empat kecamatan,” jelas Sutopo.
Editor : H.R
Sumber : Liputan6