Fokus Opini – Menghadapi kondisi dunia yang penuh persaingan dalam segala hal, istilah “kreativitas” akan menjadi kata kunci untuk memenangkan persaingan dan sekaligus menjamin agar negeri ini bisa tetap survive di tengah kompetisi yang super hebat ini. Barangkali penggunaan kata “persaingan” kurang disetujui oleh sebagian orang karena terkesan adanya kehendak untuk saling menjatuhkan. Namun demikian, pemilihan kata hanyalah bagian kecil dari proses pengungkapan rasa atas suatu fenomena riil yang terjadi. Faktanya memang demikian adanya.
Hanya pihak – pihak yang memiliki semangat juang yang tinggi dalam melakukan eksplorasi kreativitas yang akan tetap hidup, sementara mereka yang terjebak oleh rutinitas dan kebiasaan saja akhirnya akan tergulung oleh zaman. Secara bertahap tergeser pelan – pelan ke pinggir, sementara di pusat – pusat keramaian sudah dimiliki oleh para “pendatang”. Atau coba lihat pemiliki rumah dan bangunan pinggir jalan raya umumnya dimiliki para pendatang, sementara warga yang sering menyebut dirinya “penduduk asli” semakin tergerus tinggal di lorong – lorong sempit dan tinggal di gang – gang kecil. Inilah yang dimaksud sebagai realita kehidupan yang penuh dengan persaingan.
Untuk mengantisipasi hal – hal negatif dari persaingan hidup ini, tentu semua pihak termasuk semua warga negara harus kreatif agar memiliki daya saing yang tinggi. Dalam kontek makro, persaingan bisa diterjemahkan sebagai persaingan perekonomian negara. Dimana satu negara dengan negara lainnya terus bersaing agar bisa survive.
Jumlah penduduk yang banyak dan sumber daya alam yang terbatas seringkali menjadi salah satu alasan utama orang melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Termasuk migrasi usaha atau bisnis dari satu negara ke negara lainnya dengan bungkusan istilah pengembangan bisnis. Apapun istilah dan alasannya, orang selalu tidak puas dengan apa yang dimiliki dan selalu berkeiginan untuk terus mengembangan usahanya sampai ke berbagai belahan dunia.
Sekali lagi kreativitas akan menjadi kata kunci. Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk bisa menemukan ide – ide baru, atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada, atau menggabungkan beberapa hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru. Orang yang memiliki sensitivitas bisnis selalu menemukan adanya celah dan potensi bisnis dari setiap apa yang ia lihat atau apa yang ia dengar. Sementara orang yang tidak kreatif hidupnya dipenuhi oleh berbagai keluhan, keterbatasan atau ketidakberdayaan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah sebagai organisator masyarakat di daerah harus menjadi lokomotif utama dalam menggerakan kreativitas masyarakat. Termasuk kreativitas para personil di jajaran Pemda itu sendiri.
Orang – orang kreatif selalu menemukan *peluang* dari apa yang ada di sekitarnya, sementara orang yang tidak kreatif selalu melihat *masalah* dari setiap apa yang ia lihat di sekitarnya.
Kreativitas itu pasti tidak semudah mengatakannya, karena disamping harus memiliki inisiatif, dorongan mental, wawasan dan pengetahuan, juga harus tabah dan tahan banting ketika berhadapan dengan suatu masalah atau kendala – kendala. Tanpa semangat juang yang tinggi, kreativitas akan tertinggal di dalam teks book yang hanya didiskusikan di kelas – kelas. Kreativitas adalah ruang dan peluang nyata yang harus segera ditindaklanjuti dengan langkah – langkah konkrit. Ujung tombaknya adalah Pemerintah Daerah yang harus mengenal betul potensi yang ada di wilayahnya.
Pemda harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi, lalu mengolah sumber daya tersebut secara tepat guna dan tidak melanggar aturan. Potensi daerah jangan terbatas pada sumber daya alam yang memang sangat terbatas, misalnya selalu diterjemahkan sumber – sumber minyak dan gas atau sumber daya tambang dan mineral saja. Lihat juga potensi parawisata di daerahnya, lalu kembangkan dan kemas sehingga berpeluang menghasilkan devisa atau pendapatan buat masyarakat setempat. Perhatikan juga potensi seni dan budaya yang ada di daerahnya. Kemas dengan baik dan jual dengan smart marketing untuk meraing pangsa pasar yang lebih luas. Jadilah manusia – manusia kreatif yang memiliki dayang saing yang luar biasa. Orang Indonesia tidak boleh minder atau rendah diri di hadapan bangsa – bangsa yang lain. Orang Indonesia pada dasarnya cerdas – cerdas, hebat dan unggul. Tinggal poles saja setiap potensi dirinya dengan motivasi dan kreativitas, maka Indonesia akan mampu mengimbangi irama persaingan dunia menjadi alunan simpony yang harmonis dan sejahtera.